Wednesday, April 8, 2009

Kriteria Pemilihan Nominasi

Tentu sulit menjaring sekian banyak bangunan yang sudah beralih fungsi dengan kondisi yang kurang baik...akhirnya kami berusaha untuk mengerucutkan ke lima nominasi yaitu:

1) Jetset Factory Outlet
alasan: proses pengalihan fungsi-nya tampak perlahan namun pasti merusak bangunan dan melanggar aturan pembangunan di daerah ruas Dago dan Teuku Umar. Kebutuhan ruang dagang yang luas diantisipasi dengan membangun ekstension ke arah Jl. Teuku Umar dengan melewati Garis Sempadan Bangunan. Pendekatan ini sangat disayangkan, dan tentunya banyak cara yang lebih baik untuk mengantisipasi kebutuhan ruang daripada mengambil Garis Sempadan Bangunan. Terlebih posisinya di tikungan jalan, cukup mengganggu jarak pandang manuver kendaraan yang akan menikung.

2) The Secret Factory Outlet
alasan: sebelum menjadi seperti saat ini, bangunan ini terdiri dari bangunan utama dan paviliun seperti layaknya bangunan hunian di sepanjang jalan Riau. Bisa dipahami, bahwa pendekatan arsitektural yang dipilih (dengan menutup seluruh facade dengan dinding semi permanen) merupakan usaha termudah untuk mengubah penampilan bangunan tersebut (dan tentunya untuk menyesuaikan dengan nama tokonya). Yang disayangkan tentunya pendekatan semacam ini merusak karakter distrik Jl. Riau tersebut. Tentu perdebatannya, kalau tetap seperti bangunan sebelumnya, branding bisnis macam apa yang bisa dipilih agar lebih unik dan menarik?

3) SPBU Petronas Dago

alasan: pertama, pertanyaan apakah peruntukan lahannya boleh digunakan sebagai SPBU? kedua, karena fungsi SPBU maka wilayah tersebut harus dibeton sepenuhnya. Karakter Jalan Dago dengan bangunan villa semakin keras dengan keberadaan SPBU tersebut.

4) the Palais, Jalan Dago

alasan: bangunan lama telah dihancurkan dan digantikan dengan bangunan bergaya sedikit klasik.Karakter bangunan yang sangat kontras dengan lingkungannya mungkin diharapkan dapat menarik perhatian calon pembeli. Kembali lagi, isu branding dan marketing menjadi tantangan proses pengalihan fungsi

5) Kompleks Distro di Pertigaan Jalan Trunojoyo-Tirtayasa
alasan: pendekatan membagi-bagi bangunan menjadi beberapa toko tentunya ide yang sangat brilian, mengingat ukuran bangunan yang cukup besar. Usaha untuk mempertahankan bentuknya pun dinilai cukup baik. Hanya disayangkan dalam perkembangannya terasa usaha penambahan ruang yang pelan-pelan mengambil Garis Sempadan Bangunan. Awalnya berupa teras untuk tempat makan, kemudian beberapa tambahan kios yang makin mendekati batas jalan. Dengan banyaknya unit toko, kompleks ini juga tidak didukung dengan penyediaan parkir yang cukup.


PERLU DIGARISBAWAHI:
nominasi ini dipilih dari hasil pengumpulan saran via internet dan diskusi verbal, tidak ada usaha untuk menjatuhkan atau menjelek-jelekkan bisnis/brand tertentu.
Pemilihan ini untuk menunjukkan tantangan yang muncul dengan adanya pengalihan fungsi, seberapa jauh hal ini merubah karakter bangunan bahkan lingkungannya, belum lagi pelanggaran aturan pembangunan yang dilakukan.


5 comments:

  1. duh, sebenernya saya lupa dulu tuh si SPBU apa y? apa bukan tanah kosong ya?

    ReplyDelete
  2. JETSET FO bener2 mruntuhkan mimpi gw! Dulu hayalan gw yah beli rumah itu... krn mnurut gw nyaman banget! teduh n asri bgt! pasti bakal jadi rumah yang menyenangkan buat gw n family... tapi, ya mimpi tinggal mimpi... yg ada sebel bgt klo lewat FO itu!!!!!

    ReplyDelete
  3. k'lo saya nggak salah di dago dan riau kan banyak rumah aparat yang disewakan yah??hmmmm....sedih liat Bandung ayeuna mah...

    ReplyDelete
  4. Trunojoyo heritage juga? ini sih surveynya yang menyimpang.
    Mau bahas heritage atau sempadan jalan?

    Heritage menurutku kebijakan omong kosong dari pemerintah, yang cuma jadi salah satu alat koruptor untuk minta duit pada pengusaha, buktinya sejumlah bangunan yang dicap Heritage tetep bisa ngantongin IMB.

    Kalau memang pemerintah berniat melestarikan bangunan2 tua, kenapa ga pemerintah beli aja dan pelihara sendiri?? Atau sediakan dana pemeliharaan semacam insentif Heritage?

    Sejauh ini saya cuma bisa melihat bahwa heritage = kebijakan mematikan kota bandung

    ReplyDelete
  5. Sepertinya penjelasan kriteria masih terasa sepihak, ya... Konsep karakter kawasan, apakah itu tidak terkesan subjektif (sangat arsitek): apa definisinya, dan bagaimana mengukur "karakter kawasan" dalam bahasa dan pemahaman publik? Salam hangat. Nice effort.

    ReplyDelete